Mereka yang Berhasil Mengambil Peluang Bisnis di Indonesia
Kelas menengah benar-benar tumbuh di Indonesia. Mereka membutuhkan berbagai produk dalam kehidupan mereka. Orang- orang kreatif dan bekerja keraslah yang bisa menangkap peluang ini.
Pemilik PT. Logic Inovation yang bergerak di bidang elektronik dan Teknologi Informasi. Ia bersama tiga orang lain mendirikan usaha tahun 2004 dan sempat berhenti tahun 2006 karena tidak ada proyek. Modal RP 100 juta untuk biaya oprasional di peroleh dari pinjaman dari seorang kawan. Selain itu, para pendiri masing-masing bermodal seperangkat komputer.
Baru pada tahun 2011 hingga kini ada banyak proyek terkait prangkat elektronik. Proyek terbesar di dapat dari PT KAI yang mengganti suku cadang alat-alatnya. Menurut Pemilik Perusahaan, sebagai bagian dari pemeliharaan, terkait dengan perkembangan daya tampung PT KAI, kebutuhan suku cadang juga meningkat. Oleh karena itu, kini PT Logic Inovation telah memiliki asset total RP 2 Milyar.
Misalnya wanita yang bernama Johanna sudah tiga tahun bergelut di design interior. Beliau sangat senang apabila melihat iklat tentang apartemen baru karena menurutnya, ia bakal mendapat klien baru, kata beliau yang mempromosikan desainnya lewat Facebook dan lewat mulut ke mulut. Menurutnya, ia hanya bermodal laptop dan meja gambar serta referensi desain yang banyak dan di unduh dari internet. Target pasarnya adalah pemilik apartemen dengan harga 275 juta- 500 juta.
Hingga kini, beliau bekerja sendiri dan hanya menggandeng kontraktor untuk mengerjakan desainnya. Namun, karena perkembangan bisnis, tahun 2012 ia akan mendirikan perusahaan agar bisa lebih berkonsentrasi di dunia desain. Estimasi biaya pemasaran bisa di serahkan kepada orang lain.
Bisnisnya memang 75 persen diisi dengan mendesain interior apartemen. Menurut dia, generasi pembeli apartemen itu umumnya eksekutif mudayang melek desain. Mereka umumnya alasan membeli apartemen karena kepraktisan kerja atau sekedar investasi. Ledakan bisnis apartemen di lihat Johanna sebagai pintu masuk untuk ia berbisnis. Pasalnya apartemen dengan ukuran keci itu membutuhkan furnitur yang sesuai keinginan konsumen. Gak mungkin beli yang gak ada di toko furniture.
Sosok Arief Yunara, sempat bekerja di Schalumberger selama 4 bulan di tahun 2001. Namun, hasratnya berwiraswasta lebih kuat. Gajinya selama empat bulan itu di tabung dan digunakan sebagai modal untuk membuat bengkel motor di Bandung. Bengkel itu tutup tahun 2007 karena beliau tidak fokus.
Tahun 2008 ia mulai berbisnis fasilitas pengolahaan air dengan seorang kawan.Arif yang lulusan Teknik Fisika di ITB menangani instrumentasi, sementara temannya yang lulusan Teknik Kimia di ITB menangani proses.
Ia masuk ke beberapa industri yang membutuhkan spesifikasi air tertentu, seperti peternakan atau farmasi.Beliau bercerita, walaupun tidak langsung percepatan ekonomi menunjang bisnisnya. Omzetnya meningkat 100 persen per tahun sejak tahun 2008. Saat ini beliau yang menamai perusahaannya PT Solusi Tirta Optima itu memiliki 6-7 klien per tahun.
Sumber: Info Ekonomi. Harian Kompas, 20 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar