Bank Arahkan Kredit ke Perusahaan Inti
Jenis Perusahaan dan bentuk Investasi merupakan penyebab umum tersendatnya kredit bagi sektor pertanian. Solusinya, bank melakukan langkah aman dengan mengucurkan kredit pada perusahaan inti yang bekerja sama dengan petani plasma.
Direktur Strategi dan keuangan PT Bank Mandiri (Pasero) Tbk Pahala N Mansury mengakui, mandiri menyiasati kendala tersebut dengan memberikan kredit bagi perusahaan inti. “Dengan Demikian, dari sisi produktivitas dan daya saingnya jelas, “ Menurut pahala
Data Bank Indonesia menurut September 2011, menunjukan total kredit bank umum sebesar RP 2.079 Trilyun. Kredit untuk sektor pertanian, perburuan dan sarana pertanian sebesar RP 101,492 Trilyun atau sekitar 4,88 persen dari total kredit bank umum. Suku bunga rata- rata kredit bagi sektor pertanian sebesar 11,44% untuk rupiah dan 4,46% untuk kredit valas.
Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (Pasero) Tbk Muhammad Ali menyampaikan,sekitar 8% dari kredit BRI untuk sektor pertanian. Menurut catatan kompas per Triwulan sekitar RP 47,63 Trilyun.
BRI menerapkan sistem dan acvuan yang berbeda untuk setiap jenis kredit di sektor pertanian, termasuk adanya grace period atau tenggang waktu tanpa denda. Misalnya kredit untuk kelompok tani dengan besaran maksimum RP 100 jutaan untuk setiap petani.
“Suku bunga kredit untuk komoditas karet sebesar 6% dengan grace period 7 tahun. Suku bunga komuditas kakao 7% dengan grace period 5 tahun menurut sekretaris PT Bank BRI.
Sumber: Info perekonomian dan investasi perbankan. Kompas 12 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar