Blogger Backgrounds

Jumat, 23 Desember 2011

Peluang Bisnis Diarahkan ke Indonesia

Ancaman resesi global dan peringkat utang sebagai tujuan negara investasi membuat indonesia menjadi tujuan investasi. Peluang bisnis harus direbut agar Indonesia memperoleh manfaat dari pasar global. Indonesia juga harus bisa mengambil manfaat dari integrasi pasar Asia Tenggara yang relatif tidak punya hambatan politik, seperti China Korea Selatan dan Jepang.

Hal itu mengemika dalam forum Pemimpin Ekonomi Universitas Paramadina bertajuk “Indonesia Kekuatan Ekonomi Baru”di Jakarta.

Para narasumber adalah rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, Presiden Komisaris PT Rajawali Corpora YW Junady, pendiri Human Resources Excellence Indonesia dan Direktur Kebijakan Publik Paramadina.

Mereka mengatakan, semua peluang bisnis dunia kini beralih ke Indonesia. Investor lebih tertarik pasar Domestik Indonesia ketimbang masuk ke negara Asia Tenggara lain seperti Singapura.

Daripada menjal produk ke 3 juta orang penduduk Singapura, mengapa dia tidak langsung masuk ke Jakarta yang konsmennya lebih banyak menurut para pembisnis.

Perkembangan Teknologi membuat hubungan bisnis kian dekat. Menurut para pembisnis, hal ini akan memacu sekian banyak anak muda yang memengaruhi dunia bisnis.

Persaingan global membuat kompetisi mendapatkan pekerja berbakat meningkat. Ole karena itu, pembinaan pekerja berbakat yang berorientasi pasar sangat penting agar mereka tidak meninggalakan perusahaan.

Tetapi, kesalahan yang sering terjadi saat krisis adalah perusahaan malah meemangkas biaya pendidikan pekerja. Perusahaan seharusnya mengantisipasi pekerja berbakat keluar dengan memenuhi keinginan mereka sesuai arah perusahaan.

Menurut para pembisnis, integrasi pasar ASEAN membuat ada 600 juta konsumen siap berbelanja. Indonesia harus merebut peluang itu. Pemerintah harus berani mengambil keputusan jangka pendek yang tidak populis demi kepentingan jangka panjang. Menurut pembisnis, subsidi bahan bakar harus dikurangi.

Kelas menengah menikmati subsidi yang sebenarnya tidak perlu. Tetapi kalau dicabut mereka akan ribut, padahal untuk jangka panjang pasti menguntungkan, menurutnya.

Sumber: Info Ekonomi. Harian Kompas, 23 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar