Blogger Backgrounds

Minggu, 03 Juni 2012

Investor Asing Mulai Membeli Saham


 Nama: Agnestasia
 Kelas: 1EB21
NPM: 20211323
Tugas Tulisan Minggu ke 4

Investor Asing Mulai Membeli Saham

      Volatitas diperkirakan akan terus menghantui pasar modal nasional memasuki bulan  juni tahun ini. Tekanan utama tetap datang dari sisi eksternal, yakni masalah krisis utang di Uni Eropa yang berimbas ke pelambatan ekonomi sejumlah negara, khususn, yakni masalah krisis utang di Uni Eropa yang berimbas ke pelambatan ekonomi sejumlah negara, khususnya China.
      Menurut tim riset financial hanan futharai, persepsi resiko pasar yang meningkat pada awal april berlanjut menguat pada bulan mei mencapai level tertinggi sepanjang tahun 2012.
      Meningkatnya kekhawatiran pasar disebabkan oleh ketidakpastian penylesaian krisis di Eropa tersebut mendorong kenaikan alokasi fortofolio ke instrumen yang di nilai lebih aman, misalnya ke dolar As. Hal itu sejalan dengan naiknya nilai dolar As dengan tingkat penguatan tajam terhadap mata uang lainnya, termasuk terhadap rupiah.
       Terkait dengan penguatan nilai dolar As itu, secara terpisah, pengamat ekonomi Universitas Indonesia, menyatakan, likuiditas valuta asing dalam dolar As saat ini juga mengering. Akibat pelemahan mata uang euro, mata uang dolar pun yang diburu investor. Bahkan beberapa bank sentral negara-negara Eropa mulai menambah porsi dolar As dalam komposisi cadangan devisa dan mengurangi porsi dari euro.
        Menurut ekonom, menurunnya likuiditas dolar As juga terkait dengan ketidakpastian kondisi di Uni Eropa terkait apakah Yunani tidak keluar dari zona euro. Maka, investor global memandang perlu untuk menjaga likuiditas dolar As. Hal itu menyebabkan permintaan dolar As terus meningkat.
         Dari As, revisi penilaian ekonomi yang dilakukan the federal reserve atas pengkondisian ekonomi negara itu cukup banyak mempengaruhi persepsi pasar. Tingkat belanja sektor rumah tangga dan investasi aktiva tetap yang dilakukan dunia usaha dinilai akan terus menunjukan perbaikan, tetapi sektor properti dinilai akan tetap tertekan.
         Sementara itu, di China, pelambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan  akan terus terjadi sejalan dengan krisis ekonomi di Eropa. Namun, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan memperkirakan  perekomian di China tumbuh sekitar 8,2 persen tahun 2012 ini, lebih tinggi dari perkiraan pemerintah china yang hanya menetapkan sekitar 7,5 persen.
          Di pasar domestik Hp financial melihat sektor properti serta perdagangan dan jasa di Indonesia adalah sektor- sektor yang membukukan kinerja yang baik sejak tahun 2012, masing – masing naik sebesar 24,52 persen dan 16,29 persen.

Sumber: Berita ekonomi harian Kompas, 31 Mei 2012           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar