Nama: Agnestasia
Kelas: 1EB21
NPM: 20211323
Tugas Tulisan Minggu ke 4
Investor
Asing Mulai Membeli Saham
Volatitas
diperkirakan akan terus menghantui pasar modal nasional memasuki bulan juni tahun ini. Tekanan utama tetap datang
dari sisi eksternal, yakni masalah krisis utang di Uni Eropa yang berimbas ke
pelambatan ekonomi sejumlah negara, khususn, yakni masalah krisis utang di Uni
Eropa yang berimbas ke pelambatan ekonomi sejumlah negara, khususnya China.
Menurut tim
riset financial hanan futharai, persepsi resiko pasar yang meningkat pada awal
april berlanjut menguat pada bulan mei mencapai level tertinggi sepanjang tahun
2012.
Meningkatnya
kekhawatiran pasar disebabkan oleh ketidakpastian penylesaian krisis di Eropa
tersebut mendorong kenaikan alokasi fortofolio ke instrumen yang di nilai lebih
aman, misalnya ke dolar As. Hal itu sejalan dengan naiknya nilai dolar As
dengan tingkat penguatan tajam terhadap mata uang lainnya, termasuk terhadap
rupiah.
Terkait
dengan penguatan nilai dolar As itu, secara terpisah, pengamat ekonomi
Universitas Indonesia, menyatakan, likuiditas valuta asing dalam dolar As saat
ini juga mengering. Akibat pelemahan mata uang euro, mata uang dolar pun yang
diburu investor. Bahkan beberapa bank sentral negara-negara Eropa mulai
menambah porsi dolar As dalam komposisi cadangan devisa dan mengurangi porsi
dari euro.
Menurut ekonom, menurunnya likuiditas dolar As
juga terkait dengan ketidakpastian kondisi di Uni Eropa terkait apakah Yunani
tidak keluar dari zona euro. Maka, investor global memandang perlu untuk
menjaga likuiditas dolar As. Hal itu menyebabkan permintaan dolar As terus meningkat.
Dari As,
revisi penilaian ekonomi yang dilakukan the federal reserve atas pengkondisian
ekonomi negara itu cukup banyak mempengaruhi persepsi pasar. Tingkat belanja sektor
rumah tangga dan investasi aktiva tetap yang dilakukan dunia usaha dinilai akan
terus menunjukan perbaikan, tetapi sektor properti dinilai akan tetap tertekan.
Sementara
itu, di China, pelambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan akan terus terjadi sejalan dengan krisis
ekonomi di Eropa. Namun, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan
memperkirakan perekomian di China tumbuh
sekitar 8,2 persen tahun 2012 ini, lebih tinggi dari perkiraan pemerintah china
yang hanya menetapkan sekitar 7,5 persen.
Di pasar
domestik Hp financial melihat sektor properti serta perdagangan dan jasa di
Indonesia adalah sektor- sektor yang membukukan kinerja yang baik sejak tahun
2012, masing – masing naik sebesar 24,52 persen dan 16,29 persen.
Sumber: Berita ekonomi harian Kompas, 31 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar