Nama: Agnestasia
Kelas:1EB21
NPM:20211323
Tugas Minggu ke 7
Pendapatan Struktur
Produksi, Kemiskinan dan Distribusi
Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang
menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai
menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema.
Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil
produksi kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan lapangan usaha struktur
produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil
produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yaitu sektor primer, sekunder, dan
tersier.
Seiring dengan perkembangan pembangunan ekonomi
struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari
dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan sektor tersier.
Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena :
- Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri
- Perubahan teknologi yang terus-menerus lebih maju
- Semakin meningkatnya keuntungan komparatif yang di dapat dalam memproduksi barang-barang industri.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode dalam jangka waktu selama
satu tahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir
pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut
tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu
ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan
pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP),
yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara
yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara dalam kurun
waktu satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di
wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang
modal yang belum dapat diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang
didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan ekonomi suatu negara
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
- Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net
National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang
modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian
barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses
produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan
(Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna
membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang
disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran
suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan
pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk
mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,
pertanian, atau negara jasa. Contohnya,
berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia
termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan
negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan
sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat
digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian
terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan,
industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan
kebijakan pemerintah.
Faktor yang memengaruhi
- Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai
dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan
barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai
tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu
faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan
atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat
cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan
nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan
pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
- Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total
untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka
waktu tertentu (biasanya dalam kurun waktu satu tahun), sedangkan tabungan (saving)
adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara
konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita
lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku
masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
- Investasi
Pengeluaran untuk investasi
merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Distribusi pendapatan adalah konsep yang lebih luas
dibandingkan kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa tentang populasi yang berada dibawah garis
kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang mengukur tingkat distribusi
pendapatan tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan karenanya
membuat ukuran distribusi pendapatandipertimbangkan lemah dalam menggambarkan
tingkat kesejahteraan.Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah daerah
adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam daerah
tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat ketidakmerataan atau
kesenjangan distribusi pendapatan (inequality).
Ketidakmerataan distribusi pendapatan tersebut
diakibatkan banyak hal terutama:
1.Perbedaan dalam hal kepemilikan faktor-faktor
produksi terutama persediaan modal (capital stock) antar kelompok masyarakat.
Teori Neo-Klasik menjelaskan bahwaketidakmerataan distribusi pendapatan yang
diakibatkan oleh kepemilikan faktor capital stock ini secara otomatis
dapat diperbaiki oleh upaya pelimpahan dari pendapatan pemilik modal yang
berlebih kepada pihak yang kekurangan. Bilamekanisme otomatis tidak dapat
berjalan maka teori Keynesian mengandalkan peranan pemerintah dalam
melakukan subsidi pada pihak yang kekurangan dantentunya mutlak diperlukan pula
kebijakan pemerintah dalam upaya redistribusi pendapatan
2.Ketidaksempurnaan Mekanisme Pasar Market Failure)
yang menyebabkan tidak terjadinya mekanisme persaingan sempurna. Tidak
berjalannya mekanisme persaingan ini karena:
i.
perbedaan kepemilikan
faktor produksi (sebagaimanatelah dijelaskan);
ii.
timpangnya akses
informasi;
iii.
intervensi
pemerintah;serta
iv.
keterkaitan antara
pelaku ekonomi dengan pihak pemerintah yangkemudian mendistorsi pasar (biasanya
kebijakan pemerintah dalam satu kebijakantentang perlindungan industri tertentu
misalnya).
II. Distribusi Fungsional Pendapatan (Functional
Distribution of Income)
Distribusi ini menunjukkan perubahan share bagian
pendapatan dari kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat, misalnya
distribusi pendapatan antara pemilik modal dan pekerja. Terdapat beberapa
kelemahan dari pendekatan ini yaitu:1.untuk kelompok yang berbeda bisa terjadi
jarak.gap yang terlalu jauh meskipundalam jenis industri yang sama, misalnya
antara pemilik warung dan pemilik supermarket yang terjadi karena skala
produksi dan modal yang digunakan.2.Indikator ini hanya berfokus pada bagian
dari pendapatan nasional yang diterimaoleh masing-masing faktor produksi
(misalnya tanah, tenaga kerja dan modal). Namun pada prakteknya lebih
banyak mempersoalkan persentase penghasilantenaga kerja secara keseluruhan,
bukan sebagai unit-unit usaha atau faktor produksi yang terpisah
secara individual, dan membandingkannya dengan persentase total pendapatan
yang dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan laba.3.Relevansi teori fungsional
menjadi kurang tajam karena tidak memperhitungkan pentingnya
peranan-peranan diluar pasar (faktor-faktor non-ekonomis) sepertiregulasi,
politik dan faktor internasional dalam penentuan tingkat harga masing-masing
faktor produksi.
III Beberapa Perkembangan Pada Ukuran Distribusi
Pendapatan
1.Distribusi Pendapatan Menurut pendekatan Bank
DuniaKriteria yang ditetapkan oleh Bank Dunia adalah sbb:
• Bila kelompok 40% penduduk termiskin pengeluarannya
lebih kecildaripada 12% dari keseluruhan pengeluaran pengeluaran
makadikategorikan bahwa daerah tersebut berada pada tingkat ketimpanganyang
tinggi
• Bila kelompok 40% penduduk termiskin pengeluarannya
berada antara12% s.d. 17% dari keseluruhan pengeluaran pengeluaran
makadikategorikan bahwa daerah tersebut berada pada tingkat ketimpangan yang
moderat
Sumber :
Aries Budi S., 1996, Buku
Paket Perekonomian Indonesia, Universitas Gunadarma, Jakarta
Wan Usman, 1988, Ekonomi
Indonesia, Karunia, Universitas Terbuka, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar