Blogger Backgrounds

Minggu, 10 November 2013

Artikel dengan pola deduktif - induktif

Tugas Bahasa Indonesia 2
 Agnestasia (20211323)
 Kelas: 3EB24
Gagap Bersaing

       Seminar tantangan industrialisasi di tengah pusaran liberalisasi perdagangan yang digelar Institute for Development of Economic Finance, pertengahan pekan ini, cukup menggelitik. Kesiapan Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas ternyata masih menyisakan banyak persoalan. Sudah siapkah industri kita menghadapinya?
       Terlebih, peranan sector industri terhadap pembentukan produk domestik bruto tahun-tahun belakangan cenderung turun. Dari data badan pusat statistik  dan olah data Kementrian Perindustrian, hingga pertengahan decade 1970an kontribusi sektor industri  pengolahan masih dibawah 10 persen.
       Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB naik menjadi 12 persen di tahun 1980. Peranan sektor ini terus membubung hingga memuncak sebesar 30,1 persen ditahun 2001. Namu selanjutnya peranan sektor industri terus menurun tahun 2008 tinggal 28 persen, belakangan menurun menjadi 23dominasi persen di tahun 2012
       Persoalan lain menyangkut masih lemahnya penguasaan teknologi industri di Indonesia. Kemenprin memetakan gambaran industri yang berteknologi rendah, menengah atau tinggi. Produk berteknologi menengah rendah yang diproduksi di dalam negeri besarnya sekitar Rp 1300 trilyun, produk menengah tinggi sekitar Rp 600 trilyun, dan  produk berteknologi tinggi sebesar 116 trilyun.
       Namun, masih menjadi pertanyaan pula apakah produk berteknologi rendah ataupun menengah rendah yang mendominasi 60 persen hasil produksi dalam negeri tersebut mampu dijual di luar negeri, bisa di ekspor. : (Paragraf induktif) Karena menjelaskan hasil produksi dalam negeri agar dapat dijual ke luar negeri (global)
        Di sisi lain, produk berteknologi tinggi yang nilainya Rp 116 trilyun itu sebenarnya dihasilkan industry asing yang berproduksi dan membuka pasar di dalam negeri. Ini karena sebagian besar produknya memang berorientasi ke pasar doestik
        Dengan demikian, hal yang patut menjadi pertimbangan serius ketika menentukan hendak menjalin  perjanjian perdagangan bebas dengan Negara lain adalah: produk apa yang mau Indonesia jual ke Negara tersebut? Apalagi, Indonesia tidak ingin terus-terusan  hanya sebagai pengekspor sumber daya alam.
          Ketika pasar Indonesia terlanjur dibuka bagi produk Negara lain, sementara produk kita ternyata tidak ada yang mampu dijual ke Negara tersebut, maka timpanglah posisi. Dalam hal ini keuntungan  tidak berpihak bagi Indonesia. Defisit. : (Paragraf Deduktif) Karena menceritakan pasar produk luar negeri dibandingkan hasil produksi dalam negeri
          Apabila Indonesia tidak siap, sementara liberalisasi terlanjur dijalankan, maka negeri berpenduduk sekitar 250 juta jiwa ini hanya menjadi pasar besar nan empuk bagi Negara lain. Sampai seberapa liberalisasi dilakukan pun harus benar- benar dicermati.
         Karena itu, Indonesia harus terus memperkuat daya saing industri lokal. Perkuat kemampuan negosiasi dagang. Niscaya, menghadapi kompetisi dengan Negara lain pun Indonesia tidak akan gagap dan ketinggalan.: ( Paragraf Induktif) Karena mengingatkan agar Indonesia mampu bersaing dengan luar negeri pada saat liberalisasi

Sumber:  Kompas, Sabtu 9 November 2013  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar